Selasa, 06 Desember 2016

Situs Siti Inggil Kriyan

Siti Inggil Kriyan atau disebut juga Siti Inggil Kalinyamat adalah suatu tempat yang berada di Kabupaten Jepara yaitu di Desa Kriyan tepatnya di belakang SMP Islam Sultan Agung 3 Kalinyamatan, lokasi Siti Inggil Kalinyamat yang tidak jauh dari Jalan Raya Jepara-Kudus sehingga mudah di jangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Fungsi
Siti Inggil Kalinyamat dahulunya merupakan singgasana keraton Kerajaan Kalinyamat, yang dahulu di tempati oleh Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat memimpin wilayah kerajaannya yaitu Jepara, Kudus, Pati, dan Hutan Mentaok (Mataram).

Mitos
Siti Inggil Kalinyamat terdapat banyak senjata pusaka peninggalan dari Kerajaan Kalinyamat yang dijaga oleh banyak jin, sehingga banyak masyarakat yang tidak berani untuk mengambil senjata pusaka disana.

Kondisi
Meskipun Siti Inggil Kalinyamat sudah tidak berbentuk berupa Keraton tetapi kini hanya berupa gundukan tanah yang tak terawat dan masih terdapat beberapa batu bata kuno yang ukuranya lebih besar dari batu bata umumnya.

Masjid Baitur Rahman Robayan

 
Masjid ini dibangun oleh pembabat hutan yang sekarang menjadi desa Robayan sekaligus pendiri desa Robayan yaitu Mbah Roboyo. Pada Kolonial Belanda mengebom 2 lokasi di Kalinyamatan yaitu Pendosawalan dan Masjid Robayan, Tetapi meleset bom yang seharusnya mengebom Pendosawalan meleset ke Banyuputih begitu pula bom yang seharusnya menuju Masjid Robayan meleset ke Pasar Kerajaan Kalinyamat yang sekarang pasar yang dibom tersebut diberi nama Kutha Bedah (Kota Meledak).
Simbol pluralisme pada awal perkembangan Islam dengan perpaduan budaya Islam dan Hindu yang terdapat pada Gapura Masjid Jami' Baiturrahman Robayan. Gapura Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan dahulunya hanya berupa batu bata yang disusun menjadi gapura. Untuk menjaga batu bata tidak lapuk, maka warga desa Robayan menutupi gapura dengan melapisi dengan semen seperti sekarang. Walaupun bentuk masjidnya sekarang sudah direnovasi dan bentuk awalnya sudah tidak kelihatan lagi, tetapi ada yang tidak diubah dan dibiarkan masih seperti aslinya yaitu gapura masjid. bentuk gapura pada Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan yang menggambarkan bentuk akulturasi arsitektur Hindu dan Islam. Gapura masjid tersebut dahulunya terdapat piring-piring khas Tiongkok, kemungkinan dulu Mbah Roboyo mendapatkan piring tersebut sebagai hadiah dari saudagar dari Tiongkok. Tapi karena piring-piring tersebut rusak, pada saat mengganti plester atau semen pelapis gapura, sehingga piring tersebut tidak dipasang karena kondisinya rusak. Ada mitos ketika jalan raya dan pembangunan parit di depannya ingin diperlebarkan. Gapura harus dibongkar, tetapi setelah diukur ulang tiba-tiba gapura seolah-olah bergeser, sehingga tidak menghalangi perlebaran jalan. Bahkan ketika masjid direnovasi masyarakat Robayan meminta ijin kepada Mbah Roboyo, dengan cara sowan kemakam beliau.
Masjid ini pun mempunyai mimbar untuk khotbah yang menurut cerita orang-orang tua dahulu mimbar tersebut dibuat oleh seorang wali yang sekaligus membangun Masjid Jami’ Baiturrahman I Robayan. Dahulu pintu masjid sempit dan kecil, seorang wali tersebut membuat mimbar khotbah di luar masjid. Setelah mimbar selesai, ternyata ukurannya lebih tinggi dan besar daripada pintu masjid, tetapi wali tersebut bisa memasukan lewat pintu tersebut dengan mudahnya dan dapat diletakkan di bagian utama masjid.

Indahnya Pulau Mandalika

Mandalika atau disebut juga Mondoliko, adalah sebuah pulau kecil di Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara pantai utara Jawa Tengah. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Posisi lebih tepatnya berada di sebelah utara desa Ujung Watu, berjarak sekitar 2 km dan bisa dilihat dengan jelas dari desa tersebut.
Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan (perahu dengan mesin tempel) dan memerlukan waktu tempuh tidak lebih dari 0,5 jam. Di pulau ini berdiri sebuah mercu suar yang digunakan sebagai tanda batas daratan bagi kapal-kapal berbadan besar.
Letak Pulau Mandalika ini berhadap-hadapan langsung dengan lokasi wisata Benteng Portugis yang terletak persis di pinggir pantai desa Ujung Watu. Desa ini termasuk ke dalam wilayah kecamatan Keling yang masih dalam wilayah Kabupaten Jepara, dan berdekatan pula dengan perbatasan Kabupaten Pati, di sebelah utara kawasan pegunungan Muria.
Mandalika adalah kepulauan yang bisa dilihat jelas dari Benteng Portugis di daerah Keling - Jepara. Mandalika hanya berjarak 500 meter dari bibir tebing Benteng Portugis. Jalur Kapal Kartini Karimunjawa-Jepara melintas di antara Benteng Portugis dan pulau Mandalika.
Pulau Mandalika terdapat mercusuar dan beberapa perumahan karyawan. Terdapat pula tanaman yang khas di Mandalika yang bernama Nongko Celeng. Pohon ini mengeluarkan buahnya dari dalam tanah, arah pada akarnya. Terdapat pula makam seorang nayaka dari Ratu Kalinyamat (Kerajaan Kalinyamat) yang bernama Sayid Ustman.
Seturut cerita rakyat sekitar, pusaran air itu adalah pintu gerbang Keraton Luweng Siluman yang dirajai oleh Siluman Bajul Putih. Setiap ada orang berkulit putih seperti bangsa Portugis pastilah tersedot ke dalam laut hilang entah kemana. Kejadian itu sesuai dengan sumpah Siluman Bajul Putih ketika dikalahkan oleh Ki Leseh. Siluman itu bersumpah kalau ada orang yang berkulit putih seperti kulitnya lewat di atas pintu gerbang Luweng Siluman itu, akan disedot ke dalam laut.

Pulau Panjang

 
Pulau Panjang adalah pulau yang terdapat di Jepara, Jawa Tengah. Pulau dengan luas 19 hektare ini berjarak 1,5 mil laut dari Pantai Kartini, Jepara.
Geografis
Pulau ini memiliki pasir putih dengan dikelilingi laut dangkal berair jernih serta memiliki terumbu karang. Bagian tengah pulau ini terdapat hutan tropis dengan pohon yang tinggi menjulang serta diselingi perdu dan semak sebagai tempat burung laut berkembang biak. Flora di pulau ini dominasi oleh pohon Kapuk randu, Asam jawa, Dadap, serta Pinus.
Potensi
Pulau Panjang berpotensi sebagai penginapan yang mengusung go green, yaitu dengan membangun pennginapan tapi tidak merusak ekosistem pohon-pohon. Sayangnya Pemerintah Kabupaten Jepara belum memanfaatkan tersebut. Padahal di Pulau Panjang terdapat Makam Syekh Abu Bakar, sehingga jika ada resort atau vila atau penginapan disini maka para peziarah bisa ke Pulau Panjang di waktu apapun baik siang maupun malam hari karena ada fasilitas yang memadai untuk istirahat.

Eksotis, Kepulauan Karimun Jawa

 
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berdasarkan legenda yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak "kremun-kremun" maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun

Gunung Muria, Keling

Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Di kawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis pesanggrahan di mana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Di sini pulalah Sunan Muria dimakamkan. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus dinamakan berdasarkan nama Bukit Moria dan kota Al-Qudus/Baitul Maqdis/Yerusalem. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan nama Masjid di Yerusalem.
Puncak Muria
Gunung Muria mempunyai ketinggian 1.601 meter dari permukaan laut. Puncak-puncaknya yang tertinggi antara lain:

  • Puncak Songolikur; merupakan puncak tertinggi di Gunung Muria. Sering juga disebut sebagai puncak Saptorenggo.
  • Puncak Candi Angin; tapi sampai saat ini belum ada yang tau berapa ketinggian puncak Candi Angin
  • Puncak Argowiloso; tapi sampai saat ini belum ada yang tau berapa ketinggian puncak Argowilogo
  • Puncak Argojembangan
  • Puncak Abiyoso

Wisata Religi

  • Makam Syeh Sadzli
  • Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Berlokasikan di atas sebuah bukit. Sehingga para peziarah yang hendak berziarah harus menapaki anak tangga sejauh + 500 meter. Di kiri kanan anak tangga berderet kios para penjual makanan dan souvenir.
Bagi yang tidak kuat mendaki anak tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain bisa menghemat energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang menarik.

Panorama Gunung Genuk

 
Gunung Genuk dikenal juga dengan nama Gunung Donorojo disebut juga dengan nama Gunung Clering adalah sebuah gunung yang terletak di ujung utara Pulau Jawa atau tepatnya di Semenanjung Gunung Muria, Jawa Tengah menunjukkan banyak fenomena yang tentunya perlu pengkajian secara komprehensif. Artinya permasalahan yang ada atau singkatnya dari kajian dari kacamata ilmu gunung api harus dibuktikan juga dengan ilmu-ilmu alam lainnya. Penemuan gunung api monogenik di bagian baratdaya yang dicirikan dengan kenampakan bentang alam landai di antara bentang alam dataran yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sawah, atau bukit soliter atau terisolir di luar kaldera kecil Gunung Genuk[1]. Secara umum, singkapan aliran lava bantal ini serupa atau mirip dengan breksi autoklastika, warna bagian luar abu-abu kecoklatan dan bagian dalam berwarna abu-abu agak gelap hingga gelap, keadaan batuannya bertekstur afanitik hingga porfiritik halus hipokristalin, membentuk struktur bantal kurang sempurna, tersebar setempat, bagian luarnya memperlihatkan struktur breksi, aliran, terkekarkan dan beberapa memperlihatkan kekar pendinginan berbentuk radier[2], komposisi andesit hingga andesit basal. Lokasi ditemukannya lava bantal ini di dasar sungai atau di belakang tempat pertapaan Ratu Kalinyamat atau sering disebut sebagai lokasi pariwisata karena kepercayaan mandi di kucuran air di sungai tersebut akan awet muda.
Stratigrasi
Secara stratigrafi gunung api, keberadaan aliran lava bantal ini di luar komplek Gunung Genuk dan tersingkap di antara endapan piroklastika berupa batutuf, batu lapili dan breksi gunung api yang dihasilkan Gunung Genuk, sehingga ada kemungkinan batuan beku luar ini berumur lebih tua atau dapat disebut Genuk tua. Lava andesit basal ini merupakan fase awal pembangunan Gunung Genuk tua yang kemudian mati dan dilanjutkan oleh tumbuhnya Gunung Genuk di bagian utaranya seperti yang sekarang kita kenal yang berada di terletak di Desa Clering, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.