Letak
Benteng[3] ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara
alun-alun Jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut (mdpl).
Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam
orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri
Dharma. Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan
"Fort Japara XVI".
Sejarah
Di perkirakan dibangun pada abad XVII Masehi oleh Kolonial Belanda
dengan mengatasnamakan kepentingan penguasaan Jepara pada masa itu.
Gerbang masuk menuju lokasi benteng dibuat cukup megah, dengan
bertuliskan Fort Japara, di dalamnya terdapat taman dari tanaman hias
dan bunga serta pohon jenis palem. Pada bagian timur terdapat kompleks
makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Selain itu di
area yang sama terhampar taman buah yang berisi tanaman mangga,
belimbing, jambu, bahkan sukun yang biasa disebut taman Giri Dharma.
Kapten Francois Tack
Di Benteng VOC terdapat makam tua Belanda yang konon ada makam Kapten
Francois Tack (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan
Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa). Sehingga sejarah Jepara bahkan
mungkin bisa juga sejarah Nasional akan kabur jika Benteng VOC Jepara
jadi dipugar.
Yang menarik disini adalah ternyata ada berbagai versi yang menyangkut
dengan keberadaan makam Kapten Tack itu sendiri. Ada yang mengatakan
makamnya ada di Jakarta, namun sebagian pihak mempercayai makam Kapten
Tack ada di Jepara, tepatnya di Benteng VOC. Penulis merasa tertarik
untuk menelusuri jejak Kapten Tack :
Amangkurat II berhasil naik takhta berkat bantuan VOC, namun disertai
dengan perjanjian yang memberatkan pihak Kartasura. Ketika keadaan sudah
tenang, Patih Nerangkusuma yang anti Belanda mendesaknya supaya
mengkhianati perjanjian tersebut.
Pada tahun 1685 Amangkurat II melindungi buronan VOC bernama Untung
Suropati. Kapten Francois Tack datang ke Kartasura untuk menangkapnya.
Amangkurat II pura-pura membantu VOC. Namun diam-diam, ia juga menugasi
Pangeran Puger supaya menyamar sebagai anak buah Untung Suropati.
Dalam pertempuran sengit yang terjadi di sekitar keraton Kartasura pada
bulan Februari 1686, tentara VOC sebanyak 75 orang tewas ditumpas
pasukan Untung Suropati. Pangeran Puger sendiri berhasil membunuh Kapten
Tack menggunakan tombak Kyai Plered. Disini ada beberapa analisa yang
mana keberadaan makam Kapten Tack lebih condong ada di Jepara :
Jenazah Kapten Tack begitu meninggal langsung dibawa ke Semarang, karena
Kartasura pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum
ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana.
Kondisi kota Kartasura yang hancur akibat perang sehingga Jenazah Kapten
Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara
militer.
Dari Semarang jenazah kapten Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan
Jika jenazah Kapten Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihak Belanda, diantaranya :
Jalan raya Deandels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati
iring-iringan kereta berkuda, sedangkan jalan raya Semarang – Solo pada
era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati,
banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung
perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan
VOC di tengah jalan.
Jarak Kartasura – Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan
kondisi jenazah sang Kapten yang matinya dalam keadaan luka-luka.
Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk
relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di
sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai
jasa-jasanya.
Keindahan
Dari tembok benteng sebelah barat, kita dapat memandang teluk Jepara
yang sangat Indah sampai Tome Pires bilang semua pelabuhan dunia yang
telah di singgahi Pelabuhan Jepara yang di lindungi teluk yang indah .
dan selain itu kita bisa melihat kemegahan Stadion Gelora Bumi Kartini
yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepara. Tempat ini cukup
representative untuk wahana rekreasi keluarga khususnya warga kota
Jepara dan sekitarnya karena baik di dalam maupun di luar benteng
dipenuhi taman buatan. Bahkan di depan gerbang sebelah kiri terhampar
taman buah yang berisi tanaman Mangga, Belimbing, Jambu, bahkan Sukun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar