Selasa, 06 Desember 2016

Situs Siti Inggil Kriyan

Siti Inggil Kriyan atau disebut juga Siti Inggil Kalinyamat adalah suatu tempat yang berada di Kabupaten Jepara yaitu di Desa Kriyan tepatnya di belakang SMP Islam Sultan Agung 3 Kalinyamatan, lokasi Siti Inggil Kalinyamat yang tidak jauh dari Jalan Raya Jepara-Kudus sehingga mudah di jangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Fungsi
Siti Inggil Kalinyamat dahulunya merupakan singgasana keraton Kerajaan Kalinyamat, yang dahulu di tempati oleh Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat memimpin wilayah kerajaannya yaitu Jepara, Kudus, Pati, dan Hutan Mentaok (Mataram).

Mitos
Siti Inggil Kalinyamat terdapat banyak senjata pusaka peninggalan dari Kerajaan Kalinyamat yang dijaga oleh banyak jin, sehingga banyak masyarakat yang tidak berani untuk mengambil senjata pusaka disana.

Kondisi
Meskipun Siti Inggil Kalinyamat sudah tidak berbentuk berupa Keraton tetapi kini hanya berupa gundukan tanah yang tak terawat dan masih terdapat beberapa batu bata kuno yang ukuranya lebih besar dari batu bata umumnya.

Masjid Baitur Rahman Robayan

 
Masjid ini dibangun oleh pembabat hutan yang sekarang menjadi desa Robayan sekaligus pendiri desa Robayan yaitu Mbah Roboyo. Pada Kolonial Belanda mengebom 2 lokasi di Kalinyamatan yaitu Pendosawalan dan Masjid Robayan, Tetapi meleset bom yang seharusnya mengebom Pendosawalan meleset ke Banyuputih begitu pula bom yang seharusnya menuju Masjid Robayan meleset ke Pasar Kerajaan Kalinyamat yang sekarang pasar yang dibom tersebut diberi nama Kutha Bedah (Kota Meledak).
Simbol pluralisme pada awal perkembangan Islam dengan perpaduan budaya Islam dan Hindu yang terdapat pada Gapura Masjid Jami' Baiturrahman Robayan. Gapura Masjid Jami' Baiturrohman 1 Robayan dahulunya hanya berupa batu bata yang disusun menjadi gapura. Untuk menjaga batu bata tidak lapuk, maka warga desa Robayan menutupi gapura dengan melapisi dengan semen seperti sekarang. Walaupun bentuk masjidnya sekarang sudah direnovasi dan bentuk awalnya sudah tidak kelihatan lagi, tetapi ada yang tidak diubah dan dibiarkan masih seperti aslinya yaitu gapura masjid. bentuk gapura pada Masjid Jami' Baiturrahman I Robayan yang menggambarkan bentuk akulturasi arsitektur Hindu dan Islam. Gapura masjid tersebut dahulunya terdapat piring-piring khas Tiongkok, kemungkinan dulu Mbah Roboyo mendapatkan piring tersebut sebagai hadiah dari saudagar dari Tiongkok. Tapi karena piring-piring tersebut rusak, pada saat mengganti plester atau semen pelapis gapura, sehingga piring tersebut tidak dipasang karena kondisinya rusak. Ada mitos ketika jalan raya dan pembangunan parit di depannya ingin diperlebarkan. Gapura harus dibongkar, tetapi setelah diukur ulang tiba-tiba gapura seolah-olah bergeser, sehingga tidak menghalangi perlebaran jalan. Bahkan ketika masjid direnovasi masyarakat Robayan meminta ijin kepada Mbah Roboyo, dengan cara sowan kemakam beliau.
Masjid ini pun mempunyai mimbar untuk khotbah yang menurut cerita orang-orang tua dahulu mimbar tersebut dibuat oleh seorang wali yang sekaligus membangun Masjid Jami’ Baiturrahman I Robayan. Dahulu pintu masjid sempit dan kecil, seorang wali tersebut membuat mimbar khotbah di luar masjid. Setelah mimbar selesai, ternyata ukurannya lebih tinggi dan besar daripada pintu masjid, tetapi wali tersebut bisa memasukan lewat pintu tersebut dengan mudahnya dan dapat diletakkan di bagian utama masjid.

Indahnya Pulau Mandalika

Mandalika atau disebut juga Mondoliko, adalah sebuah pulau kecil di Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara pantai utara Jawa Tengah. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Posisi lebih tepatnya berada di sebelah utara desa Ujung Watu, berjarak sekitar 2 km dan bisa dilihat dengan jelas dari desa tersebut.
Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan (perahu dengan mesin tempel) dan memerlukan waktu tempuh tidak lebih dari 0,5 jam. Di pulau ini berdiri sebuah mercu suar yang digunakan sebagai tanda batas daratan bagi kapal-kapal berbadan besar.
Letak Pulau Mandalika ini berhadap-hadapan langsung dengan lokasi wisata Benteng Portugis yang terletak persis di pinggir pantai desa Ujung Watu. Desa ini termasuk ke dalam wilayah kecamatan Keling yang masih dalam wilayah Kabupaten Jepara, dan berdekatan pula dengan perbatasan Kabupaten Pati, di sebelah utara kawasan pegunungan Muria.
Mandalika adalah kepulauan yang bisa dilihat jelas dari Benteng Portugis di daerah Keling - Jepara. Mandalika hanya berjarak 500 meter dari bibir tebing Benteng Portugis. Jalur Kapal Kartini Karimunjawa-Jepara melintas di antara Benteng Portugis dan pulau Mandalika.
Pulau Mandalika terdapat mercusuar dan beberapa perumahan karyawan. Terdapat pula tanaman yang khas di Mandalika yang bernama Nongko Celeng. Pohon ini mengeluarkan buahnya dari dalam tanah, arah pada akarnya. Terdapat pula makam seorang nayaka dari Ratu Kalinyamat (Kerajaan Kalinyamat) yang bernama Sayid Ustman.
Seturut cerita rakyat sekitar, pusaran air itu adalah pintu gerbang Keraton Luweng Siluman yang dirajai oleh Siluman Bajul Putih. Setiap ada orang berkulit putih seperti bangsa Portugis pastilah tersedot ke dalam laut hilang entah kemana. Kejadian itu sesuai dengan sumpah Siluman Bajul Putih ketika dikalahkan oleh Ki Leseh. Siluman itu bersumpah kalau ada orang yang berkulit putih seperti kulitnya lewat di atas pintu gerbang Luweng Siluman itu, akan disedot ke dalam laut.

Pulau Panjang

 
Pulau Panjang adalah pulau yang terdapat di Jepara, Jawa Tengah. Pulau dengan luas 19 hektare ini berjarak 1,5 mil laut dari Pantai Kartini, Jepara.
Geografis
Pulau ini memiliki pasir putih dengan dikelilingi laut dangkal berair jernih serta memiliki terumbu karang. Bagian tengah pulau ini terdapat hutan tropis dengan pohon yang tinggi menjulang serta diselingi perdu dan semak sebagai tempat burung laut berkembang biak. Flora di pulau ini dominasi oleh pohon Kapuk randu, Asam jawa, Dadap, serta Pinus.
Potensi
Pulau Panjang berpotensi sebagai penginapan yang mengusung go green, yaitu dengan membangun pennginapan tapi tidak merusak ekosistem pohon-pohon. Sayangnya Pemerintah Kabupaten Jepara belum memanfaatkan tersebut. Padahal di Pulau Panjang terdapat Makam Syekh Abu Bakar, sehingga jika ada resort atau vila atau penginapan disini maka para peziarah bisa ke Pulau Panjang di waktu apapun baik siang maupun malam hari karena ada fasilitas yang memadai untuk istirahat.

Eksotis, Kepulauan Karimun Jawa

 
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Berdasarkan legenda yang beredar di kepulauan, Pulau Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Muria. Legenda itu berkisah tentang Sunan Muria yang prihatin atas kenakalan putranya, Amir Hasan. Dengan maksud mendidik, Sunan Muria kemudian memerintahkan putranya untuk pergi ke sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" (kabur) dari puncak Gunung Muria agar si anak dapat memperdalam dan mengembangkan ilmu agamanya. Karena tampak "kremun-kremun" maka dinamakanlah pulau tersebut Pulau Karimun

Gunung Muria, Keling

Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati. Di kawasan ini terdapat tempat yang sangat legendaris peninggalan Wali Songo, yaitu pesanggrahan di kawasan puncak Gunung Muria yang dalam sejarah negeri ini merupakan basis pesanggrahan di mana Kanjeng Sunan Muria menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Di sini pulalah Sunan Muria dimakamkan. Nama Gunung Muria dan daerah Kudus dinamakan berdasarkan nama Bukit Moria dan kota Al-Qudus/Baitul Maqdis/Yerusalem. Demikian pula nama Masjid Al Aqsa Menara Kudus berdasarkan nama Masjid di Yerusalem.
Puncak Muria
Gunung Muria mempunyai ketinggian 1.601 meter dari permukaan laut. Puncak-puncaknya yang tertinggi antara lain:

  • Puncak Songolikur; merupakan puncak tertinggi di Gunung Muria. Sering juga disebut sebagai puncak Saptorenggo.
  • Puncak Candi Angin; tapi sampai saat ini belum ada yang tau berapa ketinggian puncak Candi Angin
  • Puncak Argowiloso; tapi sampai saat ini belum ada yang tau berapa ketinggian puncak Argowilogo
  • Puncak Argojembangan
  • Puncak Abiyoso

Wisata Religi

  • Makam Syeh Sadzli
  • Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria terletak di Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Berlokasikan di atas sebuah bukit. Sehingga para peziarah yang hendak berziarah harus menapaki anak tangga sejauh + 500 meter. Di kiri kanan anak tangga berderet kios para penjual makanan dan souvenir.
Bagi yang tidak kuat mendaki anak tangga bisa memilih jasa tukang ojek. Dengan jasa ini selain bisa menghemat energi, selama perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang menarik.

Panorama Gunung Genuk

 
Gunung Genuk dikenal juga dengan nama Gunung Donorojo disebut juga dengan nama Gunung Clering adalah sebuah gunung yang terletak di ujung utara Pulau Jawa atau tepatnya di Semenanjung Gunung Muria, Jawa Tengah menunjukkan banyak fenomena yang tentunya perlu pengkajian secara komprehensif. Artinya permasalahan yang ada atau singkatnya dari kajian dari kacamata ilmu gunung api harus dibuktikan juga dengan ilmu-ilmu alam lainnya. Penemuan gunung api monogenik di bagian baratdaya yang dicirikan dengan kenampakan bentang alam landai di antara bentang alam dataran yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sawah, atau bukit soliter atau terisolir di luar kaldera kecil Gunung Genuk[1]. Secara umum, singkapan aliran lava bantal ini serupa atau mirip dengan breksi autoklastika, warna bagian luar abu-abu kecoklatan dan bagian dalam berwarna abu-abu agak gelap hingga gelap, keadaan batuannya bertekstur afanitik hingga porfiritik halus hipokristalin, membentuk struktur bantal kurang sempurna, tersebar setempat, bagian luarnya memperlihatkan struktur breksi, aliran, terkekarkan dan beberapa memperlihatkan kekar pendinginan berbentuk radier[2], komposisi andesit hingga andesit basal. Lokasi ditemukannya lava bantal ini di dasar sungai atau di belakang tempat pertapaan Ratu Kalinyamat atau sering disebut sebagai lokasi pariwisata karena kepercayaan mandi di kucuran air di sungai tersebut akan awet muda.
Stratigrasi
Secara stratigrafi gunung api, keberadaan aliran lava bantal ini di luar komplek Gunung Genuk dan tersingkap di antara endapan piroklastika berupa batutuf, batu lapili dan breksi gunung api yang dihasilkan Gunung Genuk, sehingga ada kemungkinan batuan beku luar ini berumur lebih tua atau dapat disebut Genuk tua. Lava andesit basal ini merupakan fase awal pembangunan Gunung Genuk tua yang kemudian mati dan dilanjutkan oleh tumbuhnya Gunung Genuk di bagian utaranya seperti yang sekarang kita kenal yang berada di terletak di Desa Clering, Kecamatan Donorojo Kabupaten Jepara.

Pesona Pantai Kartini

 
Keindahan Wisata Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah, Tempat Wisata Terindah - Kota Jepara dikenal dengan kota Kartini karena Kota Jepara adalah kota kelahiran pahlawan R.A Kartini yang kaya akan keindahan wisata dan pesona alamnya. Kota Jepara memiliki banyak objek wisata yang menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Kota ini, dan diantara objek wisata tersebut berupa objek wisata alam yang indah dan asri. Ada satu objek wisata dikota Jepara yang menduduki tingkat paling atas dengan pengunjung yang begitu banyak yaitu tempat wisata Pantai Kartini. Pantai Kartini terletak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Jepara, alamat tepatnya berda di Desa Bulu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Jangan  keliru dengan Pantai Kartini yang ada di Rembang ya, kalau di Remang namanya Taman Kartini meskipun lokasinya juga dekat pantai.
Di Pantai Kartini terdapat banyak keindahan dan bangunan seperti bangunan panggung yang biasa digunakan sebagi tempat band – band untuk konser. Selain itu juga ada bangunan yang berbentuk kura – kura raksasa yang dijuluki dengan Kura – kura Ocean Park (KOP). Bangunan ini terdiri dari dua lantai, lantai pertama berisi akuarium raksasa sedangkan pada lantai kedua terdapat audio visual 3D. Untuk masuk ke KOP anda cukup membayar tiket masuk Rp. 5000,-/orang pada hari biasa dan pada hari libur anda harus membayar sebesar Rp. 17.500,-/orang. Anda bisa melihat pantai kartini dari belakang bangunan kura – kura rakssa tersebut. Menarik bukan? Tempat ini sangat cocok untuk tempat berlibur anda dan tempat ini juga sangat bagus untuk hunting foto. Tetapi anda harus mengantri untuk mendapatkan foto pemandangan yang bagus dan indah, karena banyak juga para pengunjung yang ingin berpose atau mengambil background yang bagus.
Selain dua bangunan tersebut, ada lagi tempat yang bagus dan apik untuk dijadikan objek foto anda karena disini akan kelihatan pantainya yaitu berfoto di Tulisan Pantai Kartini. Untuk menuju tempat wisata Pantai Kartini ini anda dapat memulai perjalanan anda dari terminal Jepara, dari situ untuk menuju lokasi anda bisa menggunakan angkutan umum seperti bus dan anda akan dikenakan tarif sebesar Rp. 4000,-. Karena keindahan alamnya, rasanya tak lengkap jika anda berkunjung ke Kabupaten Jepara tapi tidak mengunjungi Pantai Kartini ini. Semoga informasi Keindahan Wisata Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah bermanfaat dan selamat berkunjung ke Pantai Kartini

Alun-alun 1 Jepara

Alun-alun 1 Jepara adalah pusat kota Jepara yang dicirikan oleh sebidang tanah yang luas. Di sekelilingnya ada bangunan-bangunan fungsional yaitu Pendapa Jepara, Kantor Bupati Jepara, KODIM 0719 Jepara.
Alun-alun 1 Jepara sudah ada sejak dahulu, yang dulunya dimanfaatkan untuk tempat menyamapaikan pengumuman dari Penguasa Pemimpin Jepara dan juga sebagai tempat menyampaikan aspirasi rakyat terhadap pemimpinnya.
Alun-alun 1 jepara merupakan Alun-alun terbaik di Jawa Tengah karena lokasi alun-alun yang dekat dengan tempat wisata yaitu Museum Kartini, Taman Baca, Shopping Centre Jepara, Masjid Agung Jepara, dll.
Alun-alun kota 1 Jepara tentulah terletak berada di pusat kota, berada di depan Pendapa Jepara (tempat pemerintah kota). Biasa digunakan untuk peringatan hari nasional, tempat berkumpul keluarga dan anak muda, dengan nuansa alam yang sejuk dan juga dekat dengan banyak tempat makan (Shopping Centre Jepara), Museum Kartini.
Kota merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Kota juga merupakan pusat permukiman, suatu hasil dari proses kehidupan komunitas, serta suatu ruang / wadah yang di dalamnya terkait manusia dengan kehidupannya. Proses yang dialami suatu kota sangatlah panjang, perjalanan sejarah kehidupan sosial budaya, politik, ekonomi, menerangkan catatan sendiri dalam memori kota. Suatu produk sejarah kota (artefak) seharusnya diperhatikan keberadaannya agar kota yang terus berkembang tidak kehilangan karakter khasnya (identitas kota), yang jika dipadukan dengan sosial budaya masyarakat sekaligus merupakan spirit kota. Spirit kota memiliki peranan penting untuk menjaga image kota agar bisa terus bertahan dalam menjalani perubahan waktu. Salah satu unsur yang penting dalam suatu kota adalah dengan adanya ruang terbuka atau open space. Ruang terbuka hijau merupakan suatu kawasan yang dimanfaatkan sebagai unsur keseimbangan ekosistem perkotaan. Pada lingkup perkotaan di Kota Jepara, ruang terbuka hijau direncanakan berupa taman-taman kota, lapangan olahraga, tempat-tempat bermain anak, dan sebagai tempat upacara. Alun – alun yang berada pada pusat-pusat kota diarahkan sebagai “landmark” kota yang memberikan dukungan terhadap terbentuknya citra Kota Jepara. Dalam hal ini alun-alun kota Jepara direncanakan untuk menjadi “public space” yang mengakomodasi[3] berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti senam, jogging, upacara, dan berbagai event.

Benteng VOC, Ujungbatu Jepara

Fort Japara XVI atau lebih dikenal Benteng VOC Jepara lebih dikenal oleh masyarakat Jepara sebagai Lodji Gunung diperkirakan dibangun pada abad XVI Masehi oleh Belanda yang mengatasnamakan kepentingan penguasa Jepara pada masa itu.

Letak
Benteng[3] ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara alun-alun Jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut (mdpl). Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma. Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan "Fort Japara XVI".
Sejarah
Di perkirakan dibangun pada abad XVII Masehi oleh Kolonial Belanda dengan mengatasnamakan kepentingan penguasaan Jepara pada masa itu. Gerbang masuk menuju lokasi benteng dibuat cukup megah, dengan bertuliskan Fort Japara, di dalamnya terdapat taman dari tanaman hias dan bunga serta pohon jenis palem. Pada bagian timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Selain itu di area yang sama terhampar taman buah yang berisi tanaman mangga, belimbing, jambu, bahkan sukun yang biasa disebut taman Giri Dharma.
Kapten Francois Tack
Di Benteng VOC terdapat makam tua Belanda yang konon ada makam Kapten Francois Tack (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa). Sehingga sejarah Jepara bahkan mungkin bisa juga sejarah Nasional akan kabur jika Benteng VOC Jepara jadi dipugar.
Yang menarik disini adalah ternyata ada berbagai versi yang menyangkut dengan keberadaan makam Kapten Tack itu sendiri. Ada yang mengatakan makamnya ada di Jakarta, namun sebagian pihak mempercayai makam Kapten Tack ada di Jepara, tepatnya di Benteng VOC. Penulis merasa tertarik untuk menelusuri jejak Kapten Tack :
Amangkurat II berhasil naik takhta berkat bantuan VOC, namun disertai dengan perjanjian yang memberatkan pihak Kartasura. Ketika keadaan sudah tenang, Patih Nerangkusuma yang anti Belanda mendesaknya supaya mengkhianati perjanjian tersebut.
Pada tahun 1685 Amangkurat II melindungi buronan VOC bernama Untung Suropati. Kapten Francois Tack datang ke Kartasura untuk menangkapnya. Amangkurat II pura-pura membantu VOC. Namun diam-diam, ia juga menugasi Pangeran Puger supaya menyamar sebagai anak buah Untung Suropati.
Dalam pertempuran sengit yang terjadi di sekitar keraton Kartasura pada bulan Februari 1686, tentara VOC sebanyak 75 orang tewas ditumpas pasukan Untung Suropati. Pangeran Puger sendiri berhasil membunuh Kapten Tack menggunakan tombak Kyai Plered. Disini ada beberapa analisa yang mana keberadaan makam Kapten Tack lebih condong ada di Jepara :
Jenazah Kapten Tack begitu meninggal langsung dibawa ke Semarang, karena Kartasura pada waktu itu adalah masih kota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan di sana.
Kondisi kota Kartasura yang hancur akibat perang sehingga Jenazah Kapten Tack langsung segera dibawa ke Semarang untuk dilakukan upacara secara militer.
Dari Semarang jenazah kapten Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan
Jika jenazah Kapten Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihak Belanda, diantaranya :
Jalan raya Deandels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan jalan raya Semarang – Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
Jarak Kartasura – Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah sang Kapten yang matinya dalam keadaan luka-luka.
Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya.
Keindahan
Dari tembok benteng sebelah barat, kita dapat memandang teluk Jepara yang sangat Indah sampai Tome Pires bilang semua pelabuhan dunia yang telah di singgahi Pelabuhan Jepara yang di lindungi teluk yang indah . dan selain itu kita bisa melihat kemegahan Stadion Gelora Bumi Kartini yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepara. Tempat ini cukup representative untuk wahana rekreasi keluarga khususnya warga kota Jepara dan sekitarnya karena baik di dalam maupun di luar benteng dipenuhi taman buatan. Bahkan di depan gerbang sebelah kiri terhampar taman buah yang berisi tanaman Mangga, Belimbing, Jambu, bahkan Sukun.

Alamoya Water Boom

 
Alamoya Water Boom merupakan salah satu wisata air yang berada di Jepara. Alamoya Waterboom ini dibuka pada tanggal 1 Maret 2008 dengan jumlah karyawan 12 orang. Water Boom Alamoya dibangun oleh Ir. Dedy Sugianto serta dikelola oleh Anshori dan Anto.
Alamoya Waterboom tepatnya di daerah Desa Bapangan RT.02 RW.01 sekitar 2,5 km dari alun-alun kabupaten Jepara ke arah timur.
Alamoya Waterboom terdapat beberapa wahana, diantaranya:
Waterboom, Kolam Renang Dewasa, Kolam Renang Anak-Anak, Kid's Pool, Mandi Bola, Perosotan, dan Ember Byuur.

Mitra Waterboom & Toy

 
Mitra Waterboom & Toys adalah tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Jepara yang terdapat di Desa Bangsri. Mitra Waterboom & Toys dimiliki oleh CV. Mitra Waterboom & Toys.
Mitra Waterboom & Toys mudah di jangkau karena letaknya yang berada dekat dengan jalan raya Bangsri-Jepara, Mitra Waterboom & Toys terdapat di Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.
Mitra Waterboom & Toys terdapat beberapa wahana, diantaranya: Waterboom, Kolam, Renang, Kid's Pool, Mandi Bola, Perosotan.
Rencana Mitra Waterboom & Toys, adalah:
Memasang layar lebar untuk mengadakan nonton bareng El Classico, Piala Eropa, Liga Champion, AFF Cup, Indonesia Super League, Piala Dunia, di Mitra Waterboom & Toys
Menambah beberapa wahana: Ember Byurr, Bumber Boat, Futsal Stadium, Perang Tembak Air, dan Toko Mainan Air.

Tiara Park Waterboom

 
Tiara Park Waterboom adalah tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Jepara yang terdapat di Jl.Kenari desa Purwogondo kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara. Tiara Park dimiliki oleh TB. Mita Jaya.
Jangkauan jika:
Dari Demak/Semarang : setelah sampai pertigaan Gotri belok kiri menuju arah Jepara. Sekitar 2 Km dari pertigaan Gotri akan ada pertigaan dan sebuah masjid, nanti belok kiri (lihat papan nama dikiri jalan). Ikuti aja petunjuk dijalan
Dari Kudus : setelah sampai pertigaan Gotri lurus menuju arah Jepara. Sekitar 2 Km dari pertigaan Gotri akan ada pertigaan dan sebuah masjid, nanti belok kiri (lihat papan nama dikiri jalan). Ikuti aja petunjuk dijalan
Dari Tayu (Pati) / Jepara Kota : setelah sampai Pasar Kalinyamatan hati2 dan lihat papan nama setelah pasar Kalinyamatan. Ikuti aja petunjuk dijalan.
Pengunjung dapat menikmati berbagai macam wahana, seperti Waterboom
Kolam Arus, Ember Byur, Kid's Pool (Kolam Untuk Balita), Mandi Bola, Swimming Pool, Iguana Slide, 3D Movie & Blueray, ATV Arena, Flying Fox, Water ball, Bungge trampoline, Crazy ball, Pasar Seni & Souvenir, Kereta Wisata (ke Sentra Monel, Sentra Sandang, Sentra Mainan, Karanganyar, Sentra Kerbau Guwa), Karaoke, Mini Zoo.

Tempur, Desa Wisata Jepara

 
Tempur adalah desa di kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Tempur ini disebut juga dengan Desa Tersembunyi, Sebab desa ini di kelilingi gunung di timur, selatan, utara dan barat. Selain sebagai Panorama alam yang indah.
Geografis
Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kunir dan Damarwulan, sedangkan di sebalah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kudus, pada sebelah barat berbatasan dengan desa Sumanding dan Dudakawu, dan di sebelah timur berbatasn dengan Kabupaten Pati.
Pariwisata

  • Candi Angin, di Dukuh duplak
  • Candi Bubrah, di Dukuh Petung
  • Sumur Batu, di Dukuh duplak
  • Kaldera Gunung Muria, di Dukuh Duplak
  • Kolam Nawangwulan, di Dukuh Duplak
  • Kolam Pemancingan Tempoera, di Dukuh Duplak
  • Taman Hias, di Dukuh Duplak
  • Bumi Perkemahan, di Dukuh Duplak
  • Kali Ombo, di Dukuh Miren
  • Kali Gelis, di Dukuh Karang Rejo
  • Wisata Kebun Kopi, di Dukuh Duplak
  • Waroeng Kopi Tempur, di Dukuh Duplak

Rencana pengembangan kedepan oleh Pemdes Tempur

Petinggi Desa Tempur dan Pemerintah Desa Tempur memiliki beberapa rencana bekerjasama dengan Pemkab Jepara dan Investor Swasta, yaitu:


  • Membuat logo wisata seperti yang telah dilakukan Desa Wisata Plajan yang sudah punya logo wisata lengkap dengan filosofi logonya.
  • Membuat Ladang Bunga Warga Tempur berharap Kepala Desa Tempur menanam bunga zhibazakura seperti di taman bunga Higashimoto (Jepang), sehingga Desa Tempur memiliki ladang bunga yang menjadikan Plajan Lembah Pink seperti di Taman Higashimoto. Atau menanam bunga tulip sehingga seperti ladang bunga tulip di Belanda.
  • Membangun Taman Hias lengkap dengan taman bunga dan rumput jepang. juga permainan anak seperti Seluncuran, Jungkitan, Ayunan, dll
  • Melepas liarkan beberapa monyet ekor panjang agar dapat menjadi daya tarik pengunjung, untuk berwisata dengan bercengkrama dengan monyet ekor panjang.
  • Membangun Gardu Pandang di kawasan Candi Angin, untuk menikmati pemandangan desa dari atas
  • Membangun Bangku Taman disekitar lokasi wisata seperti di wilayah Taman Hias, Candi Angin, Sumur batu, Kolam Nawang Wulan, dll
  • Membudayakan memakai pakaian adat Jawa warga desa Tempur di harapkan memakai pakaian adat Jawa, meskipun minimal yang pria menggunakan blangkon dan yang wanita menggunakan baju kebaya yang dipadu padankan dengan celana panjang. kecuali pada event-event tertentu diusahakan memakai pakaian adat jawa secara lengkap.
  • Membangun area Outbound Extream seperti Flying Fox, dll
  • Membangun Toko Oleh-oleh Khas Desa Tempur di kawasan wisata Desa Tempur, yaitu Kopi Tempur, Kopi Dapur Kuat, dan kerajinan warga sekitar.

Kura-Kura Ocean Park

 
Kura-Kura Ocean Park adalah wahana wisata keluarga yang terletak di Pantai Kartini, Jepara.[1] Wahana ini diresmikan pada 22 Februari 2011 oleh Bupati Jepara.
Bangunan ini terdiri dari 2 lantai, dengan lantai satu sebagai taman laut dengan akuarium yang berisi berbagai spesies ikan dan penyu. Sementara lantai 2 sebagai wahana pendukung dari Kura-kura Ocean Park.
berbagai macam wahana ada disini, misalnya: Spa Fish, Aquarium, Mini Theater dan Lounge, serta Kolam Sentuh.

Wisata Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara

 
Plajan adalah desa di kecamatan Pakis Aji, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Plajan berada disebelah timur ibu kota kabupaten yang merupakan salah satu Desa di Kecamatan Pakis Aji dengan jarak tempuh ke ibu Kota Kecamatan kurang lebih 5 KM dan ke Ibu Kota Kabupaten kurang lebih 22 KM dapat ditempuh dengan kendaraan + 30 menit. letak pusat pemerintah desa berada pada 06.58315 LS dan 110.78576 BT (diukur dengan alat JPS pada tanggal 25 Juli 2009).


Geografis
Desa Plajan berbatasan dengan : sebelah utara desa Kepuk kecamatan Bangsri, sebelah timur Desa Tanjung kecamatan Pakis Aji, sebelah selatan Desa Tanjung kecamata Pakis Aji, sebelah barat desa Guyangan dan desa Lebak kecamatan Pakis Aji. Luas wilayah daratan desa Plajan 1,044,500 Ha dan tidak memiliki wilayah pantai. Luas lahan yang ada terbagi dalam beberapa peruntukkan, seperti fasilitas umum, pemukiman, pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain
Topografis
Secara topografi, Desa Plajan dapat dibagi dalam dua wilayah, yaitu daratan rendah dan perbukitan. Wilayah terendah RT. 43, RW. II dan daerah tertinggi adalah di wilayah RT. 39, RW. VI yang merupakan perbukitan. Desa Plajan memilki variasi ketinggian antara 300 m sampai dengan 500 m dari permukaan laut. Suhu udara 17-25°C dengan curah hujan berkisar 4-25 mm.
Rencana Plajan
Harapan warga Kepala Desa Plajan akan di jadikan seperti wisata Puncak (Bogor). Warga berharap Pemdes Plajan akan bekerjasama dengan Pemkab Jepara atau Investor Swasta dan masyarakat desa Plajan untuk mendirikan beberapa wahana dan fasilitas:
membuat Event Peace Day Carnival atau World Peace Carnival
Pemdes Plajan beserta orang-orang berbagai agama berbagai etnis berbagai kewrganegaraan di harapkan bersedia untuk membawa bendera didunia dan memakai pakaian adat khas dari negara-negara didunia Desa Plajan kemudian mengelilingi Alun-Alun Kota Jepara. Karnaval tersebut diadakan setiap tanggal 24 September untuk memperingati Hari Perdamaian Internasional.
Membuat Ladang Bunga
Warga Plajan berharap Pemerintah Desa Plajan menanam bunga zhibazakura seperti di taman bunga Higashimoto (Jepang), sehingga plajan memiliki ladang bunga yang menjadikan Plajan Lembah Pink seperti di Taman Higashimoto. Warna Pink adalah warna simbolisasi cinta, cinta merupakan hasil dari perdamaian, Maka jika Plajan menjadi lembah pink maka mencerminkan jati diri Desa Plajan yang merupakan desa asal dari Gong Perdamaian Dunia. Atau Kepala Desa Plajan menanami daerah plajan bunga tulip, sehingga Plajan menjadi ladang bunga tulip seperti ladang bunga tulip di Belanda.
Membudayakan memakai pakaian adat Jawa
warga desa Plajan di harapkan memakai pakaian adat Jawa, meskipun minimal yang pria menggunakan blangkon dan yang wanita menggunakan baju kebaya yang dipadu padankan dengan celana panjang. kecuali pada event-event tertentu diusahakan memakai pakaian adat jawa secara lengkap.
Membangun Gapura Khas Jawa
pemdes membangun gapura Candi bentar (Gapura Khas Jawa) di depan Balai Desa. warga Plajan juga di harapkan tetap membuat rumahnya masih bertema arsitektur jawa. supaya pengunjung bisa melihat-lihat rumah-rumah yang eksotik penuh dengan budaya. Rumah warga Plajan dianjurkan menggunakan Gapura Candi Bentar, terutama rumah warga yang menerima turis untuk menginap dan rumah yang dekat dengan lokasi wisata dianjurkan memiliki Gapura Candi Bentar khas Jawa.
Membangun villa
membangun villa dengan arsitektur rumah khas Jepara yang sama persis rumah khas Jepara (Joglo Jepara) yang ada di Puri Mareokoco Semarang untuk tempat menginap para wisatawan dari luar Jepara yang ingin menikmati pemandangan indah, udara bersih dan sejuk.
Membangun World Safari Park atau Kebun Binatang Dunia (Plajan World Zoo)
Kepala Desa bekerjasama dengan Pemkab Jepara untuk mendirikan taman safari atau minimal bernama Mini Plajan Zoo. Plajan Zoo yang terdapat berbagai binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu binatang khas negara tersebut yang paling populer, Sehingga pengunjung bisa melihat binatang dari negara luar negeri tanpa keluar negeri. Tapi apabila Pemkab Jepara dan pihak terkait termasuk negara yang ada gong perdamaian tidak mau membantu, maka Pemdes Plajan membangun taman dengan patung-patung berbentuk binatang khas dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia. Misalnya membangun patung Panda, alasannya di China sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia, dan hewan khas China adalah panda, maka dibangunlah patung Panda. Selain untuk meningkatkan wisatawan datang ke Plajan, juga menjadikan Plajan menjadi wisata edukasi anak-anak terutama dalam mengenal binatang.
Membangun Kid's World Park (Taman Dunia Anak / Taman Anak Dunia)
Warga bersama Kepala Desa membangun taman bermain anak-anak di sebuah wilayah khusus yang berumputkan rumput jepang, bangku taman warna warni pelangi menggambarkan karakter kekanak-kanakan, dan memasang mainan anak-anak yaitu perosotan, ayunan, dll.
Membuat World Peaceful Park
Warga bersama Kepala Desa membangun taman yang alami dengan kolam air dan air terjun buatan sehingga ada suara gemricik air dan suara burung burung mententramkan hati juga terdapat batu batu krikil untuk akupuntur kaki dan ada kolam khusus yang berisi ikan untuk spa yang menggigit sel-sel kulit mati pada kaki pengunjung. Taman tersebut difungsikan sebagai tempat untuk olahraga, yoga, meditasi supaya bisa rileksasi dan mendamaikan pikiran. Taman Tersebut diberi nama Taman Ketenangan Dunia/ Taman Kedamaian Dunia/ Taman Harmoni Dunia/ World Harmony Park/ dll.
Membuat Taman Keajaiban Dunia
membuat taman bunga dengan rumput jepang yang terdapat miniatur bangunan 7 keajaiban dunia. Dan memasang juga bangunan ikon identitas negara, seperti menara tokyo, monas, kincir angin, patung liberty, dan icon-icon terkenal dari berbagai negara lainnya.
Membangun Pusat Oleh-Oleh Khas Plajan.
Masyarakat membangun koperasi bersama untuk membangun Oleh-Oleh Khas Plajan, sehingga keuntungannya bisa dibagi kesemua warga.
Membangun Mesin ATM
Membangun mesin ATM dengan atap wuwuhan khas Rumah adat Jepara, Supaya warga dan pengunjung Desa Plajan dapat mencairkan uangnya tanpa harus ke bank.
Membangun Taman Javanese Park seindah Taman Japanese Park
membangun taman japanese park biasanya menggunakan ornamen-ornamen khas Jepang, di plajan ornamen jepang tidak dipakai dan diganti dengan ornamen-ornamen khas Jawa dan ukiran Jepara juga Gazebo dengan ornamen ukir jepara dan atap genting wuwuhan khas Jawa.
Membangun Gardu Pandang
membangun Gardu pandang dengan sentuhan arsitektur jawa yaitu dengan atap wuwuhan, gardu pandang tersebut dapat untuk menikmati pemandangan desa Plajan yang alami dan indah.
Membangun Arena Outbound
pemdes menyediakan arena untuk permainan tembak painball dengan tema hutan, membuat flying fox extream, dll.
Membangun Gedung Konferensi Plajan Conference Center
membangun gedung Plajan Conference Center minimal seukuran gedung Sentul Conference Center. Gedung Konferensi tersebut berfungsi untuk acara rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. Plajan Conference center diharapkan menjadi tempat konferensi tingkat kabupaten, tingkat provinsi, bahkan tingkat nasional. Gedung konferensi tersebut rencananya arsitekturnya dibentuk unik seperti Opera House di Australia. Plajan Conference Center juga disewakan untuk acara pernikahan, acara konser musik, pertunjukan kesenian wayang, pertunjukan kesenian kentrung, dll.
mengundang Duta Perdamaian Dunia
bekerjasama dengan pemerintah untuk kedepannya akan mengundang orang dari beberapa negara untuk mewakili negaranya untuk tinggal di Desa Plajan.
Melestarikan Rumah Joglo Jepara
Warga desa Plajan diminta untuk tetap mempertahankan rumahnya berbentuk Joglo, bagi yang ingin membangun rumah modern harus dikombinasikan dengan arsitektur Jawa, juga harus menggunakan Genteng wuwungan khas Rumah adat Jepara
membangun Waroeng Dunia
yang menjual berbagai menu makanan dari negara yang sudah terdapat Gong Perdamaian Dunia yang setiap negara di wakili dengan satu menu makanan khas negara tersebut yang paling populer, Sehingga pengunjung bisa merasakan makanan dari negara luar negeri tanpa keluar negeri.
Membuat Hutan Dunia
yaitu hutan yang berisi berbagai macam pepohonan khas dari negara-negara yang telah memiliki Gong Perdamaian Dunia dari Plajan.
membangun Pengadilan Desa dengan nama Pengadilan Dunia/ Pengadilan Perdamaian
yang menyelesaikan masalah apapun yang dihadapi warga Desa Plajan di selesaikan di pengadilan ini secara damai.

Benteng Portugis, Banyumanis

 
Benteng Portugis adalah salah satu obyek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal berbatu dan hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan tidak ada rute transportasi umum ke situs sejarah ini.
Dilihat dari sisi geografis benteng[2] ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kendali Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.
Alamat
Benteng Portugis terdapat di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara. Jalan untuk menuju Benteng Portugis dapat ditempuh dengan jalan aspal yang banyak berlubang, baik melalui kota Jepara ataupun dari kota Pati melalui kecamatan Dukuhseti atau kecamatan Tayu.
Sejarah
Pada tahun 1619, kota Jayakarta / Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda. Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram. Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.
Mitos
bangsa Portugis hanya beberapa tahun saja menempati benteng ini. Banyaknya gangguan yang memakan korban kiranya menjadi salah satu alasannya. Di Selat Mandalika itu ada pusaran air laut. Seturut cerita rakyat sekitar, pusaran air itu adalah pintu gerbang Keraton Luweng Siluman yang dirajai oleh Siluman Bajul Putih. Setiap ada orang berkulit putih seperti bangsa Portugis pastilah tersedot ke dalam laut hilang entah kemana. Kejadian itu sesuai dengan sumpah Siluman Bajul Putih ketika dikalahkan oleh Ki Leseh.
Siluman itu bersumpah kalau ada orang yang berkulit putih seperti kulitnya lewat di atas pintu gerbang Luweng Siluman itu, akan disedot ke dalam laut. Kerajaan Demak Alasan lain adalah lalu lintas perdagangan yang waktu Kerajaan Demak dipusatkan melalui laut, dengan pindahnya Kerajaan Demak ke Pajang, lalu lintas perdagangan berubah melalui jalan darat. Para perompak di perairan Jepara banyak yang beralih menjadi perampok, mereka merampok mangsanya dalam perjalanan di tengah hutan. Perjalanan dagang melalui laut menjadi aman. Benteng itu akhirnya ditinggalkan begitu saja hingga bertumbuh semak belukar. Jarang sekali orang berani memasuki benteng itu. Seturut penuturan warga mereka takut diganggu roh-roh penghuni benteng itu.
Masa Penjajahan
Pada waktu Jepang menampakkan[3] kakinya di bumi Nusantara, benteng ini kembali digunakan. Jepang memanfaatkannya sebagai tempat pengintai laut. Dengan tenaga-tenaga kerja paksa yang diambil dari desa-desa sekitar, semak belukar itu dibersihkannya, jalan menuju puncak bukit diperlebar. Di kaki bukit menghadap ke laut dibangun tembok-tembok pengintai yang dilengkapi meriam-meriam kecil. Menara yang sudah hancur dibangun kembali dan dibuat lebih tinggi. Bekas bangunan rumah yang berada di tengah benteng juga dibangun lagi sebagai tempat tinggal pengintai. Menurut penuturan bekas para pekerja paksa Jepang (Romusha), di bawah menara dibuatkan lorong bawah tanah yang tembus ke pantai di kaki bukit. Lorong ini dimaksudkan untuk mempercepat petugas yang kerja di benteng hendak turun ke pantai. Demikianlah Benteng Portugis dimanfaatkan oleh Jepang sampai akhirnya mereka kalah dalam Perang Dunia II dan harus angkat kaki dari bumi Nusantara ini. setelah Indonesia mengecap kemerdekaan tempat ini menjadi tempat rekreasi. Melihat pengunjung makin banyak, Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara pun menata tempat ini sehingga semakin menarik dikunjungi.